Semarang BLUNDER. . . .

Mungkin ini jadi tahun baru tergila kedua yang pernah ku alami… 17 tahun sudah aku berhadapan dengan tahun baru, selama itu selalu sama, “nothing spesial”. Tahun baru berasa seperti hari-hari biasa. Hanya mendengar suara letusan kembang api dari bawah atap rumah berduaan bersama guling dan kasur tercinta. Tak ada kesan apa-apa yang mungkin bisa di jadikan kenangan sebagai cerita anak cucu. (LOH?)

Namun hari-hari sudah berbeda bung, seiring dengan aia yang beranjak dewasa, hal gila pun mulai tertangkap kamera. Tahun baru 2010, tepat setahun lebih 2 hari yang lalu, kegilaan yang ku lakukan bersama teman-teman ANYE ku. Menyanyi-nyanyi di sepanjang jalan malioboro berkostum vinil, mony, dan kostum-kostum ganjil lainnya sebari menyebarkan flayer. Owh… berpikir dalam hati, mungkin itu yang pertama dan terakhir aku menggila. Namun smuanya berubah bung, semakin lama aku di sini, aku semakin menggila. Tahun baru 2011 pun ku lalui dengan kegilaan yang memarah. Semarang Blunder, ya.. mungkin frasa itu yang menjadi kata kunci kegilaan ini. Blunder? Kata kakak-kakak angkatan 2008 si, blunder itu semacam kejadian yang tidak diharapkan dan sebagai password buat pasukan #SemarangBlunder. Sampai-sampai, ke-blunder-an yang terparah adalah biaya yang harus di kluarkan untuk menginap selama semalam kurang lebih sebesar 1,5 juta rupiah, dengan fasilitas dibangunkan sholat subuh, dapet pencerahan mengenai sholat utama yaitu 2 rakaat sebelum subuh dan beberapa fasilitas lainnya. Tapi apesnya, biaya itu hanya di tanggung oleh satu orang. Huuwoo, Mas Vetta, menangis semalam klo aku ada di posisinya. Bagaimana tidak, s**sung monte lenyap dari pandangan hanya berselang beberapa menit setelah salah satu dari kami terbangun dan memutuskan untuk tidur lagi. Memang sial, tapi mau bagaimana lagi, mungkin ada rencana lain dari yang di atas, tetep posthink aja and pegang kata-kata Pak Agfi, “pasti ada hikmahnya”. Ke-blunder-an lainnya, anak-anak #SemarangBlunder harus berhadapan dengan hujan yang beranjak ke dunia, mulai dari Ambarawa hingga Jogja, apalagi hujannya tu nggak tanggung-tanggung. Deres banget…nget… ditambah kilatan cahaya dan petir yang muncul tanpa henti. Owh… sungguh perjalan yang cukup mengerikan, tapi juga mengasyikkan. Woyoo….. #SemarangBlunder… pengalaman yang tak pernah bisa terlupakan :D.

Mungkin memang cukup banyak ke-blunder-an lain yang kami alami, namun di balik smua itu, tercakup kesenangan dan kegembiraan di dalamnya, di mana anak-anak#SemarangBlunder selalu ceria dan bersamangat.

7 thoughts on “Semarang BLUNDER. . . .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *